Kamis, 14 Februari 2013

TUGAS PRAKTIKUM
NUTRISI TANAMAN DAN HIDROPONIK
“Pengujian Pupuk Phonska Terhadap Berbagai Jenis Tanah”


 NAMA KELOMPOK
DONNY ARDY        C51110106
VIKTOR UJIANTO        C51110096
WINDRA             C51110108
DODI CHANDRA        C51110100




FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2013



BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pemberian amelioran atau kapur untuk menaikan Ph pada tanah marjinal merupakan salah satu metode untuk memanfaatkan dan menggunakan tanah yang mengandung kadar hara sangat rendah karena pada tanah masam tumbuhan tidak tumbuh dengan baik dengan semestinya.Tanah gambut merupakan salah tanah yang memiliki tingkat kemasam yang sangat tinggi dan perlu diberikan amelioran atau kapur untuk menaikan Ph agar tanah gambut tersebut dapat di gunakan.
Tanah gambut memiliki sifat yang sangat unik sehingga perlu perhatian khusus agar dapat di gunakan semaksimal mungkin  dengan memperhatikan aspek berkelanjutanya salah cirinya gambut ialah Karakteristik fisik gambut yang penting dalam pemanfaatannya untuk pertanian meliputi kadar air, berat isi (bulk density, BD), daya menahan  beban(bearing capacity), subsiden (penurunan permukaan), dan mengering tidak balik (irriversible drying) dan sifat kimia gambut Lahan gambut umumnya mempunyai tingkat kemasaman yang relatif tinggi dengan kisaran pH 3 - 5. Gambut oligotropik yang memiliki substratum pasir kuarsa di Berengbengkel, Kalimantan Tengah memiliki kisaran pH 3,25 – 3,75 (Halim, 1987; Salampak, 1999). Sementara itu gambut di sekitar Air Sugihan Kiri, Sumatera Selatan memiliki kisaran pH yang lebih tinggi yaitu antara 4,1 sampai 4,3 (Hartatik et al., 2004). Secara alamiah lahan gambut memiliki tingkat kesuburan rendah karena kandungan unsur haranya rendah dan mengandung beragam asam-asam organik yang sebagian bersifat racun bagi tanaman. Namun demikian asam-asam tersebut merupakan bagian aktif dari tanah yang menentukan kemampuan gambut untuk menahan unsur hara. Karakteristik dari asam-asam organik ini akan menentukan sifat kimia gambut. Untuk mengurangi pengaruh buruk asam-asam organik yang beracun dapat dilakukan dengan menambahkan bahan-bahan yang banyak mengandung kation polivalen seperti Fe, Al, Cu dan Zn. Kation-kation tersebut membentuk ikatan koordinasi dengan ligan organik membentuk senyawa komplek/khelat. Oleh karenanya bahan-bahan yang mengandung kation polivalen tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan amelioran gambut (Sabiham et al., 1997; Saragih, 1996).
Podsolik merupakan tanah yang mempunyai horison B argilik, Kb < 30% sekurang-kurangnya pada beberapa bagian horison B didalam penampang 125 cm dari permukaan dan tidak mempunyai horison albik yang berbatasan langsung dengan horison argilik atau fragipan (Rachim, 2009). Di Indonesia Podsolik banyak ditemukan di daerah dengan bahan induk batuan liat. Tanah ini merupakan bagian terluas dari lahan kering di Indonesia yang belum dipergunakan untuk pertanian yang tersebar di daerah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya. Tanah ini hanya ditemukan di daerah-daerah dengan suhu tanah rata-rata lebih dari 80C (Hardjowigeno, 1993).
Menurut PT.Petrokimia Gresik,pupuk phonska adalah pupuk majemuk yang mengandung unsur hara yaitu 15% N (Nitrogen), 15%P205 (Fosfat) dan15% K2O dn sediki belerang (S).Manfaat Pupuk Phonska adalah (1) menjadikan daun tanaman lebih segar dan banyak mengandung butir hijau daun  Yang penting bagi proses photosintesis (2) memepercepat pertumbuhan tanaman ,memepercepat tinggi tnaman maksimum dan jumlah anakan maksimum (3) memeacu pertumbuhan akar ,perakaran labih lebat sehingga menjadi lebih lebat sehingga tanaman menjadi sehat dan kuat (4) menjadikan batang lebih tegak,kuat ,mengurangi resiko rebah (5) meningkatkan daya tahan terhadap serngan hama penyakit tanaman dan kekeringan (6) memacu pembentukan bunga,memepercepat pemasakan biji sehingga panen lebih cepat (7) menambah kandungan protein (8)memeprbesar pembentukan kandungan gula dan pati.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Bawang merah (Allium ascalonicum L) merupakan salah satu komoditi hortikultura berupa sayuran umbi yang mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi. Bawang merah banyak dimanfaatkan sebagai bumbu penyedap masakan maupun sebagai bahan baku obat-obatan. Dengan nilai ekonomi yang tinggi pengusahaan komoditas bawang komoditas bawang merah telah menyebar di hampir semua provinsi di Indonesia (Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan, 1999). Di Sulawesi Tengah, tanaman bawang merah telah lama diusahakan oleh petani sebagai tanaman yang bersifat komersil, yaitu dicirikan oleh sebagian besar hasil produknya ditujukan untuk memenuhi permintaan pasar baik pasar lokal maupun antar pulau. Berdasarkan data dari Distanbunak (2007), bawang merah merupakan komoditi andalan dengan luas panen mencapai 1.221 Ha, produksi 8.659 ton atau rata-rata 7,09 ton per hektar pertahun.
Bawang merah merupakan tanaman sayuran rempah yang cukup populer dikalangan masyarakat. Hampir pada setiap masakan, sayuran ini selalu dipergunakan karena berfungsi sebagai penyedap rasa dan penambah selera makan, selain itu bawang merah juga dapat dimanfaatkan untuk obat-obatan tradisional.  Kebutuhan masyarakat terhadap bawang merah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan penduduk, dan daya beli masyarakat yang cenderung naik, agar kebutuhan dapat terpenuhi harus diimbangi dengan jumlah produksi. Peningkatan produksi tanaman bawang merah dapat dicapai melalui pendekatan intensifikasi dan ekstensifikasi. Namun, dewasa ini produksi bawang merah di Indonesia skala Nasional tahun 2004 mencapai 757.399 ton dengan luas areal panen 88.707 ha. Di Sulawesi Tengah pada tahun yang sama produksi bawang merah mencapai 5.041 ton dengan luas areal panen 715 ha (BPS,2005). Rerata produksi bawang merah nasional dibawah 10 t/ha, masih terlalu rendah jika dibandingkan dengan potensi produksi yang dapat dicapai sekitar 17 t/ha (Pitojo,2003).
Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran dataran rendah, meskipun bukan merupakan kebutuhan pokok, tetapi hampir selalu dibutuhkan oleh konsumen rumah tangga sebagai pelengkap bumbu masak sehari-hari. Kegunaan lain dari bawang merah adalah sebagai obat tradisional (sebagai kompres penurun panas, diabetes, penurun kadar gula dan kolesterol darah, mencegah penebalan dan pengerasan pembuluh darah dan maag) karena kandungan senyawa allin dan allisin yang bersifat bakterisida (Rukmana, 1994 dalam Erlina Ambarwatidan Prapto Yudono,2003)

Metode Pratikum
Tempat dan Waktu Pratikum
Pratikum penanaman bawang merah dengan pemberian amelioran di tanah gambut,PMK dan Alluvial dilakukan di belakang Lab Ekofisiologi Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura.

Bahan dan Alat
•    Polibag
•    Tanah gambut
•    Tanah PMK
•    Tanah Alluvial
•    Pukan ayam
•    Benih Bawang Merah
•    Pupik phonska
Rancangan Taraf perlakuan:
P0    =tanpa pupuk phonska
P1    =
P2    =
P3    =
P4    = 
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Data  bawang Merah
Data bawang merah di Tanah PMK ( Podsolik Merah Kuning)
Taraf perlakuan    Minggu Ke-
    Pertama    Kedua    ketiga    keempat    kelima    keenam
    T    D    T    D    T    D    T    D    T    D    T    D
P0            38,3    36    39    40    46    36    39    24    34    17
P1            28,1    29    31    23    29    21    26    10    21    4
P2            40,7    19                               
P3            14,5    15    26    22    35    31    36    17    38    18
P4            39,5    29    43    19    46    33    45    24    41    15
Jumlah            161,1    128    139    104    156    121    146    75    134    54
Rata-Rata            32,22    25,6    34,75    26    39    30,25    36,5    18,75    33,5    13,5
Ket: T : tinggi tanaman  D : jumlah daun

Data Bawang Merah Di tanah Gambut

Taraf
Perlakuan    Minggu Ke-
    Pertama    Kedua    ketiga    keempat    kelima    keenam
    T    D    T    D    T    D    T    D    T    D    T    D
P0            32    29    34    25    35    24    29    17    22    8
P1            31    33    38    38    42    40    41    32    38    28
P2            29    31    37    35    41    46    40    35    37    26
P3                                               
P4            38    29    42    33    39    40    30    27    31    30
Jumlah            130    122    151    131    157    150    140    111    128    92
Rata-Rata            32,5    30,5    37,75    32,75    39,25    37,5    35    27,75    32    23
Ket: T : tinggi tanaman  D : jumlah daun



Taraf
Perlakuan    Minggu Ke-
    Pertama    Kedua    ketiga    keempat    kelima    keenam
    T    D    T    D    T    D    T    D    T    D    T    D
P0            0,8                                   
P1            30    31    37    39    41    48    44    27    38    34
P2            19    15    29    18    34    25    37    18    36    18
P3            30,5    28    33    7    34    8               
P4            33    35    37    41    20    46    38    26    38    24
Jumlah            113,3    109    136    105    129    127    119    71    112    76
Rata-Rata            22,66    27,25    34    26,25    32,25    31,75    39,6667    23,6667    37,3333    25,3333
Data Bawang Merah di Tanah Alluvial
Ket: T : tinggi tanaman  D : jumlah daun



Hasil Berat Umbi Tanaman Bawang
Jenis Tanah    Berat Umbi bawang Merah
    P0    P1    P2    P3    P4
PMK    41,41 g    12,40 g        14,30 g    19,86 g
Alluvial        31,56 g        27,08    47,74
Gambut    25,40 g    23,72 g    18,83 g        3,72 g
                   
                   


Pembahasan Tinggi Tanaman dan Jumlah daun bawang merah di tanah PMK

Pada taraf P2 bawang merah mati karena penyakit dan serangan hama,pertumbuhan tanamana bawang merah pada minggu pertama sampai minggu keempat. Untuk tinggi tanaman pada  minggu ke 4 taraf P0 dan P4 pada dosis tanpa pupuk phonska dan  Pada minggu kedua fase pertumbuhan vegetatif mulaia menunujukan pertumbuhannya terlihat dari tinggi tanamanan bawang dan banyak jumlah daun yang tumbuh dan bertamabah ini terlihat dari hari pertama pengukuran di lanjutkan ke minggu selajutnya kemudian pertumbuhan bertambah pada minggu ketiga dan keempat saat tanaman sudah berumur 30 hari lebih fase pertumbuhan meningkat karena pada fase ini masih menumbuhkan bagian vegetatif,lain pada minggu kelima dan keenam pada minggu ini pertumbuhan bawang merah tidak teralalu signifikan untuk daunnya,di fase reproduktif ini umbi pada bawang mulai memebesar dan membentukan anakan umbi lainnya.

Pembahasan tinggi tanaman dan jumlah daun bawang merah  tanah gambut
Berdasarkan data dari tabel pada pemberian pupuk phonska di tanah gambut dengan tanaman bawang merah menunjukan hasil yang seragam pada pertumbuhan awal bawang merah dari minggu pertama,kedua,ketiga dan keempat dan pada minggu kelima dan keenam pertumbuhan bawang merah mulai menurun     tinggi tanamannya karena dari minggu ke satu sampai keempat tanaman bawang sudah berumur satu bulan kondisi daunya pun mulai munguning pada pucuknya.
Pada Taraf P0 yaitu tanpa pupuk Phonska pertumbuhan cukup bagus akan tetapi masih dibawah taraf yang lain mungkin pertumbuhan bagus karena diberi pupuk kandang ayam,kapur dan urea yang dapat menetralisir asam menjadi basa dan juga diberi kapur yang membantu menaikan pH tanah gambut karena tanah gambut memiliki tingkat keasaman yang tinggi serta pupuk urea yang dapt membantu pertumbuhan di fase vagetatif.Untuk jumlah daun bawang merah pada Taraf P0 dari mulai hari pertama pengukurannya jumlahnya meningkat hanya pada hari kedua,ketiga dan keempat.
Untuk tinggi tanaman bawang yang diberi pupuk phonska P1 sebanyak 0,8 gram menunujukan peningkatan dengan lebih tinggi dari perlakuan pupuk phonska pada taraf P2 yang masing-masing dosisnya 1,6 dan 2,4 gram,akan tetapi pada taraf P4 dengan dosis yang lebih besar dari taraf yang lain menunjukan pertumbuhan bawang merah meningkat ini terlihat dari tabel diatas.dapat kita simpulkan bahwa pada tanah gambut yang diberi pupuk phonska  pada dosis yang lebih besar akan menunujukan pertumbuhan yang meningkat dan untuk taraf P3 tanamannya mati terserang penyakit.
Untuk jumlah daun bawang merah pada taraf P0 yaitu tanpa pemberian pupuk phonska menunjukan jumlah daun secara keseluruhan rendah tetapi masih bisa tumbuh karean diberi pupuk kandang ayam,urea dan kapur yang membantu bawang merah tumbuh walaupun tanpa pupuk phonska,sedang pada taraf yang diberi pupuk phonska yang menunujukan pertumbuhan jumlah daun banyak pada taraf P1 dengan dosis 0,8 gr menunujukan pertumbuhan yang tertinggi dari pertama sampai hari keenam.

Pada tanah alluvial
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan bahwa didapat data pada tanaman bawang bahwan pertumbuhan di tanah alluvial tidak seperti pada tanah PMK dan Gambut mungkin ini karena reaksi pupuk phonska dan pupuk dasar tidak begitu cocok dengan tanah alluvial,dapat dilihat dari tabel bahwa pada taraf P0 Tanaman bawang tidak tumbuh mati atau kekerungan unsur hara yang dibutuhkan karean pada taraf perlakuan ini tidak diberi pupuk phonska,Pada taraf Pperlaukuan P1 dam dosisi pupuk phonska sebanyak 0,8 gram menunujukan pertumbuhan yang besar dari taraf perlakuan yang lain sedangkan pada taraf perlakuan P3  untuk minggu kelima dan keenama tanaman bawang merah jauga mati .
Secara keseluruhan pada minggu ketiga jumlah daun dan tinggi bawang merah menunjakan keseragaman tumbuh yang besar dari pada taraf perlakuan karena pada ini pertumbuhan vegegetatif sangat tinggi untuk membentuk daun.di minggu kelima dan keenam sama dengan di tanah PMK dan Gambut pertumbuhan umbi juga mulai muncul dan memebesar didikuti berhentinya pertumuhan tinggi tanaman bawang serta tidak ada pembentuk daun lagi di fase ini daum mulai enghilang dan menguning.

Berat Basah Umbi Bawang Merah
Pada perhitungan berat umbi banyak umbi yang hilang daalam polibag,Untuk berat umbi pada tanah PMK ynag besar adalh pada taraf perlakuan P0 yaitu tanapa pemberain pupuk phonska dan berat sebesar 41,41 gr,dapat juga kita lihat pertumbuhan daun pada bawang merah  pada P0 juga subur jadi untuk tanah PMK pupuk phonska tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan umbi bawang.Untuk tanah gambut juga sama dengan PMK tanpa perlakuan Phonska umbi tanaman juga besar yaitu 25,40 g  pada tarf perlakuan P0 ,untuk gambut pupuk juga belum terlalau berpengaruh untuk tanaman bawang.Untuk tanah alluvial pemberian pupuk phonska lebih tinggi justru memberi hasil yang tinggi pada umbi pada taraf P4 berat umbi bwang merah yaitu 47,74 sangat besar dari taraf perlakuan lain ,untuk tanah allluvial dengan makin besar pemberian pupuk phonska makin berpengaruh juga pada umbinya.


BAB IV
KESIMPULAN

Pada pratikum kali ini pertumbuhan bawang merah dan hasil umbi sangat berbeda karena di pengaruhi pupuk phonska yang diberikan.untuk pertumbuhan nya secra kesleruhan daun bawang merah justru tumbuh subur dengan pemberian pupuk phonska dan tanapa pupuk pnonska karena tanpa pupuk phonska pupuk dasar juga sudah diberikan seperti urea,pupuk kandang ayam dan kapur kalsit dari tiga jenis amelioran ini sudah memebantu pertumbuhan untuk urea disini diberikan pada semua jenis tanah karena urea dapat memebantu pertumbuhan tanaman dan kapur untuk menentralisir pH masing-masing jenis tanah yang digunakan untuk pratikun karena dari tiga jenis tanha semuanya memiliki pH dibawa 5,0 jadi harus di naikan agar dapat menyerap pupuk yang diberikan dan tidak meracuni tanaman disiini juga diberi pukan ayam yang juga sama fungsi memebantu pupuk phonska untuk diserap tanaman bawang.
Untuk hasil umbinya saja pupuk phonska tidak berpegaruh terhadap umbi bawang masih dibawah perlakuan tanpa P0  untuk tanah PMK dan Gambut,sedangkan di tanah allluvial pupuk phonska memebri pengaruh pertumbuhan umbi terlihat dari taraf perlkuana P4 disini memebritahukan kita bahwa pupuk phonska tidak bisa bereaksi pada tanah terlalu masam seperti PMK dan gambut,karena sudah diberikan amelioran lainnya yang juga memiliki nutrisi,hany pupuk phonska memebantu pertumbuhan daun bawang yang subur.

Daftar Pustaka
Sondang Tiurm A Sitorij,2004.Pengujian Pupuk Phonska Pada Tanaman Jagung  Hibrida Varietas Pioneer Pada Inceptisol Dari Cibugel, Sumedang. Program Studi Ilmu Tanah (Sl) Departemen Tanah Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Rasinto Naibaho,2003.Pengaruh Pupuk Phonska dan pengapuran terhadap kandungan unsur NPK dan pH Beberapa Tanah hutan. Jurusan  Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.



Tidak ada komentar: