Sabtu, 02 Maret 2013

Tugas Proposal Penelitian Cabe ( Tugas Hortikultura)


I.                   PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Cabe merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabe berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia.
Tanaman cabe banyak ragam tipe pertumbuhan dan bentuk buahnya. Diperkirakan terdapat 20 spesies yang sebagian besar hidup di Negara asalnya. Masyarakat pada umumnya hanya mengenal beberapa jenis saja, yakni Cabe besar, cabe keriting, cabe rawit dan paprika.
Secara umum cabe memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin. Diantaranya Kalori, Protein, Lemak, Kabohidarat, Kalsium, Vitamin A, B1 dan Vitamin C. Selain digunakan untuk keperluan rumah tangga, cabe juga dapat digunakan untuk keperluan industri diantaranya, Industri bumbu masakan, industri makanan dan industri obat-obatan atau jamu.
Hampir dapat dipastikan bahwa sebagian besar masyarakat di dunia telah mengenal cabai besar. Cabe besar lazim disebut dengan nama ilmiah capsicum annuum. Di beberapa daerah Inonesia cabai sering disebut lombok atau cabe. Dalam kehidupan sehari-hari pendayagunaan cabe umumnya untuk keperluan bumbu dapur atau rempah-remapah menambah citra rasa masakan ( Rahmat Rukmana dalam Ipan Sutio Wahyudi, 2002).
            Menurut (Rahmat Rukmana dalam Ipan Sutio Wahyudi, 2002) sekalipun ketersediaan varietas dan kultivar cabai cukup banyak, tetapi hasil rata-rata komoditas ini masih rendah. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menmingkatkan produksi cabai, antara lain dengan program intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian. Intensifikasi yaitu dengan meningkatkan teknik budidaya yang diguanakan misalnya penggunaan varietas cabai yang tepat dan bermutu, sedangkan ekstensifikasi yaitu perluasan lahan penanaman baik berupa pembentukan lahan baru atau memanfaatkan lahan kosong diantara tanaman perkebunan yang diusahakan.
B.     Masalah Penelitian
Provinsi kalimantan Barat sampai saat ini belum dapat memenuhi kriteria pasar akan kebutuhan cabai merah, diantaranya penyebabnya belum intensif usaha petani dalam mengelola usaha tani mereka.
C.    Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media mana yang berpotensi dalam meningkatkan hasil dari tanaman cabai merah.
D.   Kerangka Pemikiran
I.Tinjauan Pustaka
            a.         Botani Tanaman Cabai Besar
Didalam dunia tumbuhan,tanaman cabai tergolong dalam keluarga terung-terungan(Solanaceae) yang memiliki sekitar 90 genus dan 2000 spesies.dari jumlah tersebut hanaya sebagian kecil yang telah dibudidayakan dan jenis cabai besar mewrah termasuk dalam spesies yang dibudidayakan.
Cabai merah dapat tumbuh di daerah dataran rendah dan dataran tinggi. Cabai merah dapat tumbuh subur jika ditanam di lahan gambut yang banyak terdapat humus, tidak tergenang air dan mempunyai pH sekitar 5-6.
            Menurut Gembong (1989),kedudukan cabai dalam taksonomi taumbuhan dikalsifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantarum
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Klass :Dicotyledoneae
Sub klass: Metachlamydeae
Ordo : Tubiflorae
Famili : solonaceae
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annum L.
Cabai besar (Capsicum annum L.),merupakan salah satu komoditi hortikultura yang tergolong tanaman semusim (annual).Desetiap cabag akan muncul bungan yang pada akhirnya berkembang menjadi buah,karena itu memiliki tajukj yang lebar berkisar 50-90 cm.Untuk menyangga buah di perlukan ajir agar tanaman tetap berdiri tegak.Tinngi tanaman dewasa anatara 65-120 cm.Ukuran dan bentuk buah pada umumnya besar dan panjang dengan berat buah bervariasi tergantung varietasnya (Samadi dalam Neny Eryani,2005).
Akar tanaman cabai tumbuh menyebar dalam tanah terutama akar tunggang yang terdiri atas akar utama dan akar lateral.akar lateral mengelurakan serabut,mamapu menembus kedalaman tanah sampai 50 cm dan melebar sampai 45cm(Wirayanta dalam Neny Eryani,2005)
Batang cabai tumbuh tegak berwarna hijau tua dan berkayu.pada ketinggian batang tertentu akan membentuk percabanagan seperti huruf  “Y”.Batangnya berbentuk selindris,berukuran diameter kecil dengan tajuk daun lebar dan buah cabai yang lebat (Samadi dalam Neny Aryani,2005).Tanamannya berbentuk perdu,dengan berdiri tegak dengan batang berkayu dan memiliki batang banyak cabang.
Daun cabai umumya berwarna hijau muda sampai berwarna hijau gelap,tergantung varietasnnya.Bentuknya bulat telur,oval ,lonjong,berukuran panjang 8- 12 cm,lebar 3-5 cm dan di bagian pangkal dan ujung daun meruncing.panjangtangkai daunya berkisar 2-4 cm yang melekat pada percabangan,sedangkan tulang daunnya berebentuk menyirip.
Bunga cabai berbentuk seperti terompet,sama dengan bungan pada tanaman keluarga Solonaceae lainya.Bungan cabai merupakan bungan lengkap yang terdiri dari kelopak bunga,mahkota bunga,benang sari dan putik (Wirayanta dalam Neny Eryani,2005).dikatakan pula tergolong berumah satu karena dapat meelakukan penyerbukan sendiri secara sempurna dan dikatakan berkelamin dua,karena benang sari dan putik terdapat kedalaman satu tangkai.Bungan cabai terssusun dari tangkai bunga yanga berukuran panjang berkisar1-2 cm.Bunga cabai keluar dari ketaiak daun.Mahkota bungan berwarna putih dan akan mengalami rontok bila buah mulai berbentuk.Jumlah mahkota bunga bervariasi antara 5-6 kelopak bunga. Kelpa putik berwarna kuning kehijauan dan tangkai kepala putiknya
berbentuk memanjang yang berukuran panjang dan lebar sangat bervariasi tergantung varietasnya. Bunga cabai biasanya muncul dari percabangan atau ketiak daun berwarna putih,panjangnya berkisar 0,5 cm. Sedangkan kepala sarri yang telah masak bewrana biru sampai ungu, tangkai sari berwarna putih dengan panjang sekitar 0,5 cm.Letak bungannya berada pada posisi menggantung,berukuran panjang antara 1-1,5 cm,lebarnya berkisar 0,5 cm dan warna bungan tampaka menarik (Samadi dalam Neny Aryani,2005).
Bunga cabai merah kebanyakan dengan posisi menggantung. Berat cabai merah sangat bervariasi, yakni berkisar 5-25 gr. Buah cabai yang masih muda berwarrna hiaju, berangsur-angsur berubah menjadi menyala setelah buahnya tua (Samadi dalam Neny Aryani,2005).
b.         syarat tumbuh
Tanaman cabai merupakan tanaman yang cocok tumbuh didaerah datarn rendah,dataran menengah dan dataran tinggi sekitar 2.500 m dpl,yang memepunyai iklim tidak terlalu dingin dan tidak terlalu dingin dan terlalu lembab.temperatur yang baik untuk pertumbuhantanaman cabai adalah antarara 240 -270  C dan untuk pembentukan buah pada kisaran 160-230 C (Rukmana dalam neny Aryani,2005).
Menurut Wirayanta (2002:22),mengatakn bahwa kelemaban relatif yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah 80 %.Pada musim hujan,kelembapab akan tinggi,sehingga menanam cabai pada musim ini akan menghadapi resiko terkenan serangan cendawan.Sedangkan menurut Samadi ( 1997 :21),curah hujan yang dikehendaki antara 600-1250 mm yang tersebar merata disepanjang masa pertumbuhannya.
Untuk pertumbahan yang optimal,tanaman cabai membutuhkan intensitas cahaya matahari sekurang-kurangnya selama 10-12 jam untuk fotosintesis,pembutukan bunga dan buah,serta pemasakan buah.karena itu ,lokasi penanaman yang dipilih harus bebas dari tanaman-tanaman pelindung yang dapat menghalangi sinar (Wirayanta dalam Neny Eryani,2005).Bila ditanam ditempat terlindung,tanaman akan mengalami etiolasi dan pembentukan cabang-cabang terlambat (Instalansi Pengkajian Teknologi Pertanian Ujung Padang dalam neny Eryani,2005).cabai ini termasuk tanaman berhari netral,artinya dapat berbunga spanjang tahun baik pada hari-hari pendek maupun hari-hari panjang.
Tanaman cabai merah dapat tumbuh pada berbagai jenis tanha seperti allauvial,podsolik,lotosol dan organosol asalkan syarat tumbuh yang dikehendaki dapat terpenuhi (BIP dalam Neny Eryani,2005).Untuk mendapatkan kuantiatas dan kualitas hasil hasil cabai yang tinggi,cabai mengkehendaki tanah yang subur,gembur kaya akan bahan organik,tidak mudah becek atau mengenang,bebas dari cacing atau nematoda atau penyakit ular tanah (Rukmana dalam Neny Eryani,2005).
Masih menurut Rukmana (1996;26),kisaran pH tanah yang ideal adalah antara 5,5-6,8,karena pada pH dibawah 5,5 atau diatas 6,8 hanya akan mengahasilkan produksi yang sedikit atau rendah.Bagi pH dibawah 5,5 dapat diperbaiki keadaanya dengan cara pengapuran,sehingga pHnya naik mendekati normal.
Untuk menghindari menggenangnya air,menanam cabai pada musim hujan paling bagus dilakukan diokulasi yang agak miring ,tetapi tidak lebih dari 350 .Jika lahan yang akan di tanamani cabai terlalu datar,perlu dibuat saluran pembuangan air sewaktu mengolahan lahan (Wirayanta dalam Neny Eryani,2005)
c.         Penyakit antraknosa (Colletotrichum capsisi)
cendawaan C.capsisi (syd) Butl.et Bisby dianggap sebagai penyebab panyakit antraknosa (Semangun dala neny Eryani,2005).
            Penyakit antraknosa yang telah lama dikenal,merupakan penyakit yang hingga saat ini masih menjadi momok bagi petani cabai.hal itu,dikarenakan buah yang menunggu panen dalam beberapa waktu menjadi busuk lunak.Gejala ini dijumpai di pertanian cabai,baik ketika cabai masih dalam pertanaman maupun setelah di panen (Media dalam neny Eryani,2005).
Sekali tanaman  cabai terkena antraknosa,maka akan sulit untuk pengendaliannya.Oleh karena itu,tindakan paling baik untuk penyakit tersebut adalah melakukan pencegahan sebewlum terjadi serangan.
Cendawan C.capsisi


III. METODE PENELITIAN
A.    Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di belakang laboratorium dasar-dasar agronomi fakultas pertanian universiatas tanjungpura jalan. Dr. H. Hadari nawawi. Waktu penelitian kurang lebih selama tiga bulan
B.     Bahan dan alat penelitian
1.      Bahan penelitian
a.       Benih tanaman cabai besar yang digunakan yaitu benih dari Varietas capsicum annum L.
b.      Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang dan NPK (15:15:15). Pempukan ini diguanakan berdasarkan perlakuan yang diberikan pada budidaya cabai merah
c.       Polybag yang digunakan yaitu polybag yang berwarna hitam dengan ukuran 40 × 50 cm.
d.      Media yang akan digunakan adalah tanah ultisol. Media yang digunakan merupakan perlakuan yang diberikn pada tanaman cabi besar.
2.      Alat penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: alat tulis,meteran, timbangan, cangkul, arit/parang, termometer, hansprayer.
C.     Rancangan penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan  jenis media yang terdiri dari 5 taraf dan 2 ulangan dan setiap ulangan terdapat 2 tanaman. Sehingga jumlah keseluruhan tanaman adalah 10 tanaman. Perlakuan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
A0 = 10 kg tanah aluvial
A1 = 2 kg Pukan + 8 kg tanah aluvial
A2 = 3 kg pukan + 7 kg tanah aluvial
A3 = 4 kg pukan + 6 kg tanah aluvial
A4 = 5 kg pukan + 5 kg tanah aluvial

D.    Pelaksanaan Penelitian
1.         Benih cabe besar yang digunakan
a. persemaian
            benih terlebih dahulu direndam dengan air hangat kuku selama 30 menit. Benih disemai dalam gelas-gelas plastic dengan perbandingan bahan penyusun media semai yaitu pupuk kandang: pasir: tanah bakar  adalah 1:1:1
b. pemindaian
            pemindaian bibit dilakukan setelah tanaman berumur 21 hari pada media tanam yang lebih besar yang telah disusun dalam umah penelitian dengan memilih bibit yang seragam.

3. Persiapan Media Tanam
            Media tanam yang digunakan yaitu lumpur mlimbah karet yang dipadat kan TKKS yang dicacah menggunakan parang, lumpur limbah kelpa sawit yang dihancurkan dari setiap bonggolan nya dan tanah alluvial. Media yang digunakan merupakan media murni limbah tanpa mencampur dengan media tanam lain.
Pennanaman dilakukan dengan menggunakan polibag yang masing-masing terdiri dari pukan dan tanah alluvial.

4. Aplikasi Pemupukan
            Pemupukan dilakukan dengan cara memendam pupuk dalam media disekitar tanaman sehingga pupuk yang mudah menguap tidak gampang menguap dan dapat terserap oleh tanaman  secara maksimal, pemupukan dilakukan berdasar kan pemupukan anjuran, yaitu pemupukan 1 dilakukan satu minggu setelah tanam dengan dosis 10g NPK + 10g Urea, pemupukan ke II dilakukan seminggu setelah pemupukan ke 1 denagn dosis 10g NPK + 10g urea, pemupukan ke III dilakukan seminggu setelah pemupukan ke II dengan dosis 10g NPK + 10g Urea + 10g Sp36, pemupukan ke IV dilakukan dua minggu setelah pemupukan ke III dengan dosis 5g Urea+ 5g Sp36 + 5g KCL, pemupukan ke V dilakukan dua minggu setelah pemupukan ke IV yaitu dengan dosis 5g Urea+ 5g Sp36 + 5g KCL.( Cahyono, 2003)

5. Persiapan media tanam
a. penyiraman
            dilakukan 1-2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari sebanayak 300 ml dengan menggunakan air hujan.
b. penyiangan.
            Penyianagan dilakukan bila pada media tanam tumbuh gulma, bisa dengan cara manual yaitu dengan mencabut gulma itu.

c. pencegahan dan pemberantasan hama
            Apabila terjadi seranagan hama yang tidak terlalu mengganggu maka hanya ditanggulangi secara manual, tapi bila tingkat serangan sudah sampai mengganggu pertumbuhan tanaman maka penanggulangan menggunakan insektisida.
d. pemilihan cabang produksi
            Pada tanaman paprika perlu dilakukan pemilihan cabang utama untuk produksi, dengan hanya membiarkan dua batang cabang yang hidup sebagai cabang utama. Pemilihan cabang tanaman produksi ini dilakukan karena paprika secara alami akan membentuk semak, dari batang utama akan bercabang dan dari setiap cabang akan membentuk dua cabang sehingga tanaman akan terlihat bergerombol. Apabila tidak dilakukan pemilihan cabang akan menghasilkan bunga yang banyak karena pada sudut diantara dua cabang akan berpotensi menghasilkan bunga. Pemilihan cabang produksi ini juga dimaksud kan mengefesienkan translokasi fotosintesis dari daun menujuu buah dan mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman agar mampu berproduksi dengan baik. Didalam pemilihan cabang produksi sebaik nya mempunyai criteria, antara lain yaiyu kondisi cabang lebih baik dan sehat dari pada cabang lain yang tumbuh, jarak antarcabang berjauhan dan mengahadap keluar, ukuran atau besar cabang seimbang. Mempunyai vigor yang baik dan bebas dari penyakit.
e. pembuangan daun semu
Daun-daun semu yang tumbuh diketiak daun sebaik nya dibuang, karena tidak bermanfaat dan menyerap energy hasil asimilasi itu sendiri.

f. Pengajiran
            Dilakukan untuk menopang tumbuh nya tanaman dengan tali agar bisa berdiri tegak sesuai dengan pengaturan alur yang direncanakan. Tali diikat pada rak tempat meletakkan polybag   dengan palang kau yang ada diatas.

g. Pemangkasan
            Dilakukan untuk mengatur tanaman agar tidak terlalu rimbun dan unsure hara yang ada tidak terlalu cepat habis terserap. Pemangkasan dilakukan saat cabang yang keluar sudah mencapai kurang lebih 5 cm, kemudian dipotong dengan meninggal kan kurang lebih 2 cm batang percabangan, hal ini dilakukan apabila terjadi pembusukan tidak langsung pada cabang utama.

h. panen
            Dalam pemanenan harus diperhatikan bebrapa hal, seperti waktu dan cara pemanenan. Berdasarkan waktu, pemanenan dibagi menjadi dua yaitu panen buah matang hijau dan paenen buah matang bewarna(merah). Pada penelitian ini pemanenan dilihat pada buah sudah bewarna merah. Pada saat pemetikan jangan sampai merusak ranting atau tanaman yang masih muda. Buah paprika sebaik nya dipanen beserta tungkai buah nya dengan menggunakan gunting atau pisau tajam. Usahakan agar tungkai buah tidak terlepas atau tertinggal di cabang tanaman karena bisa menyebab kan buah mudah terserang pathogen. Panen buah sudah bewarna merah merata dan daging buah bewarna tebal.

E. Pengamatan Penelitian
1. Tinggi tanaman (cm)
            Diukur mulai dari permukaan media sampai ujung titik tertinggi,  dilakukan setiap dua minggu setelah tanam sampai tanaman memasuki fase generative yaitu saat bunga muncul.
2. Diameter batang (mm)
            Diukur menggunakan jangka sorong, dilakukan setelah dua minggu setelah tanam sampai tanaman dipanen, diukur 1 cm dari permukaan media.
3. Berat buah (g)
            Dihitung berdasarkan rata-rata berat buah pertanaman kemudian dijumlah kan pada tiap perlakuan dan dibagi 3(ada tiga tanaman pada tiap perlakuan).

            Selain mengamati pada variable pertumbuhan, juga dilakukan pengamatan terhadap kondisi lingkungan penenelitian, yaitu:

a.       Suhu udara
Diukur setiap hari dengan thermometer pada pagi 07.00, siang 12.00, dan sore 17.00.
Rata-rata suhu (T) dicari dengan rumus:
b.      Kelembaban
Diukur tiap hari dengan menggunakan hygrometer , pada pagi, siang dan sore.
Rata-rata kelembaban dapat dihitung dengan rumus:
RH=

F. Analisis Statistik
Dilakukan pada variable  pengamatan yaitu tinggi tanaman, diameter batang dan berat buah.
Jika dari hasil sidik ragam F hitung berpengaruh nyata, maka dilakukan uji  beda nyata jujur (BNJ) pada taraf 0,05 dengan rumus:

BNJ=Qα(p.db G) ktgperR

q

Tidak ada komentar: